ITB Kembangkan Platform Pelatihan ICE Center ITB untuk Pendidikan Berkelanjutan

BANDUNG, itb.ac.id–Institut Teknologi Bandung (ITB) berkomitmen untuk aktif dalam pengembangan teknologi khususnya di bidang pendidikan. Berbagai riset dan inovasi telah dibuat oleh ITB, salah satunya platform ITB Continuing Education Center (ICE Center) yang dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Non-Reguler.

Sebelum platform tersebut dirilis, Direktorat Pendidikan Non-Reguler mengadakan Forum Group Discussion (FGD) untuk membahas pengembangan platform ICE. FGD dilaksanakan secara luring di Hotel Aryaduta pada Jumat (21/7/2023), dihadiri oleh Rektor beserta pimpinan di Fakultas/Sekolah, dan Lembaga di ITB.

Direktorat Pendidikan Non Reguler memiliki misi memenuhi kebutuhan pendidikan berkelanjutan yaitu melalui program pelatihan berkualitas. Salah satu aksi nyatanya melalui platform ICE Center.

ICE Center adalah sebuah platform yang berisi berbagai informasi mengenai database program pelatihan/workshop yang ada di ITB baik yang ditawarkan kepada umum maupun internal ITB.

Kepala Direktorat Pendidikan Non Reguler ITB, Ridwan Sutriadi, Ph.D., menjelaskan bahwa platform ini berfungsi sebagai pencatatan kegiatan nonreguler yang ada di ITB baik dilaksanakan di tingkat pusat maupun fakultas/sekolah.

Platform ICE Center tentu mendapat dukungan penuh dari Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Kegiatan berbasis critical learning/pelatihan yang diberikan oleh Direktorat Pendidikan Non Reguler bertugas menjadi sayap pendamping dari kegiatan akademik reguler ITB. Pelatihan juga dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para alumni ITB khususnya dalam menghadapi perkembangan zaman yang berubah-ubah.

“Kita konsepnya bukan mencetak alumni hanya sampai lulus tapi life long. ITB memberikan pelayanan kepada alumni khususnya supaya dapat mengikuti perkembangan zaman dan lebih berdampak bagi negeri,” ujar Prof. Reini saat menghadiri FGD.

Program yang ada dalam ICE Center di antaranya A La Carte, Bundling, Custom Bundling, Request, Credit Earning Cluster, PMM, dan Internasional Virtual Coarse (IVC). Berbagai program ini dapat diisi dan diusulkan oleh Fakultas/Sekolah dan unit yang ada ITB untuk diberikan sebagai program pelatihan bagi pihak internal maupun eksternal ITB.

Hal-hal penting terangkum dalam 7 Taksonomi ICE Center, di antaranya:

1) Pelatihan bisa mengarah ke perolehan mata kuliah yang disesuaikan dan diusulkan oleh Fakultas/Sekolah atau inisiasi dari Direktorat Pendidikan Non Reguler;
2) Target market melingkupi asosiasi profesi, mahasiswa, tenaga profesional, dan instansi pemerintah/perusahaan swasta;
3) Kegiatan pelatihan dapat dilakukan secara offline, online, dan hybrid;
4) Sumber pembiayaan berasal dari sponsor dan ITB;
5) Jadwal pelatihan bersifat tahunan (terjadwal) dan accidental (tidak terjadwal);
6) Periode pelaksanaan pelatihan dapat berkelanjutan atau hanya satu kali;
7) Penyelenggara dapat berasal dari kemitraan (organisasi, perusahaan, ITB, fakultas/sekolah), penyelenggaraan individu, penyelenggaran NR.

Tidak hanya berhenti menjadi wadah pelatihan, ICE Center berusaha mengembangkan sayap lebih lebar lagi dengan melakukan berbagai terobosan. Pertama, bekerja sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi untuk menjamin mutu kompetensi. Sehingga sertifikat pelatihan mendapat pengakuan tenaga kerja pada sektor bidang profesi di Indonesia.

Kedua, penyelenggaraan pelatihan/pendidikan non-degree yang bekerja sama dengan prominent university guna mendukung program Internasional ITB. Ketiga, pengadaan pelatihan/workshop dengan tema yang sedang menjadi pemberitaan hangat banyak orang.

ICE Center juga bekerja sama dengan Salam Kreasi Ganesha untuk penyelenggaraan ITB Executive Development Program. CEO Salam Ganesha Vanny W. Katili menjelaskan, tahun ini akan diadakan empat program ITB EDP di antaranya: Project Management Program (PMP), MBA Fast Track Program (Mini MBA), Mini Master Public Policy (MPP), dan Executive Leadership Development (ELD). Kegiatan ini memiliki sasaran para eksekutif perusahaan sehingga nantinya akan berpusat di ITB Kampus Jakarta.

Di samping keunggulan, platform ICE Center mendapat beberapa masukan dari peserta FGD. Berbagai saran dan kritikan terkait platform terus diupayakan oleh Direktorat Pendidikan Non Reguler ITB demi pengembangan platform ICE Center sehingga menjadi lebih baik.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)


scan for download